Pembelajaran di TK/RA
A. Bidang
Pengembangan di TK/RA
Program
pembelajaran di TK meliputi dua bidang
pengembangan, yaitu (1) pengembangan diri dan (2) pengembangan kemampuan dasar.
1. Bidang
Pengembangan Diri
Bidang
pengembangan diri merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus dan
ada dalam kehidupan sehari-hari anak sehingga menjadi pola pengembangan diri
yang baik. Bidang pengembangan diri dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut.
- Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan di TK setiap hari, misalnya berbaris, berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, menyanyi lagu-lagu yang dapat membangkitkan motivasi diri, lagu-lagu religius, berjabat tangan, dan mengucapkan salam baik kepada sesama anak maupun kepada guru, dan mengembalikan mainan pada tempatnya.
- Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dilakukan secara spontan, misalnya meminta tolong dengan baik, menawarkan bantuan dengan baik, memberi ucapan selamat kepada teman yang mencapai prestasi baik, dan menjenguk teman yang sakit.
- Pemberian teladan adalah kegiatan yang dilakukan dengan memberi teladan/contoh yang baik kepada anak, misalnya: memungut sampah yang dijumpai di lingkungan TK, mengucapkan salam bila bertemu dengan orang lain, rapi dalam berpakaian, hadir di TK tepat waktu, santun dalam bertutur kata, dan tersenyum ketika berjumpa dengan siapapun.
- Kegiatan terprogram adalah kegiatan yang diprogram dalam kegiatan pembelajaran (perencanaan semester, satuan kegiatan mingguan dan satuan kegiatan harian) di TK, misalnya: makan bersama, menggosok gigi, menjaga kebersihan lingkungan, dan lain-lain. ( ditinjau kembali —- merujuk pada pedoman pembiasaan)
2. Bidang
Pengembangan Kemampuan Dasar
Bidang
pengembangan kemampuan dasar merupakan kegiatan yang dipersiapkan oleh guru
untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas anak sesuai dengan tahap
perkembangannya yaitu berbahasa kognitif, fisik /motorik, dan seni.
a. Berbahasa
Pengembangan
kemampuan berbahasa bertujuan agar peserta didik mampu mengungkapkan pikiran
melalui bahasa yang sederhana secara tepat, berkomunikasi secara efektif, dan
membangkitkan minat anak untuk berbahasa yang baik dan benar.
b. Kognitif
Pengembangan
kemampuan kognitif bertujuan agar anak mampu mengolah perolehan belajarnya,
menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, mengembangkan kemampuan
logika matematika, pengetahuan ruang dan waktu, kemampuan memilah dan
mengelompokkan, dan persiapan pengembangan kemampuan berfikir teliti.
c. Fisik/motorik
Pengembangan
fisik / motorik bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih gerakan kasar dan
halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan
koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga
dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang sehat, kuat, dan terampil.
d. Seni
Pengembangan
seni bertujuan agar anak dapat menciptakan sesuatu berdasarkan hasil imajinasinya
dan dapat menghargai hasil kreativitas orang lain.
Pengembangan
kemampuan dasar diprogramkan dalam perencanaan semester, perencanaan mingguan
dalam bentuk satuan kegiatan mingguan (SKM) dan perencanaan harian dalam bentuk
satuan kegiatan harian (SKH) yang dilaksanakan dalam pembelajaran sehari-hari
di TK.
B.
Prinsip-prinsip Pembelajaran di TK/RA
Dalam
melaksanakan pembelajaran di TK perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1.
Berorientasi pada Perkembangan Anak
Dalam
melakukan kegiatan, pendidik perlu memberikan kegiatan yang sesuai dengan
tahapan perkembangan anak. Anak merupakan individu yang unik, maka perlu
memperhatikan perbedaan secara individual. Dengan demikian dalam kegiatan yang
disiapkan perlu memperhatikan cara belajar anak yang dimulai dari cara
sederhana ke rumit, konkrit ke abstrak, gerakan ke verbal, dan dari ke-aku-an
ke rasa sosial.
2.
Berorientasi pada Kebutuhan Anak
Kegiatan
pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak.
Anak pada usia dini sedang membutuhkan proses belajar untuk mengoptimalkan
semua aspek perkembangannya. Dengan demikian berbagai jenis kegiatan
pembelajaran hendaknya dilakukan berdasarkan pada perkembangan dan kebutuhan
masing-masing anak.
3.
Bermain Sambil Belajar atau Belajar Seraya Bermain
Bermain
merupakan pendekatan dalam melaksanakan pembelajaran di TK. Kegiatan
pembelajaran yang disiapkan oleh pendidik hendaknya dilakukan dalam situasi
yang menyenangkan dengan menggunakan strategi, metode, materi/bahan, dan media yang
menarik serta mudah diikuti oleh anak. Melalui bermain anak diajak untuk
bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan anak,
sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi anak. Ketika bermain anak membangun
pengertian yang berkaitan dengan pengalamannya.
4. Stimulasi
Terpadu
Perkembangan
anak bersifat sistematis, progresif dan berkesinambungan. Hal ini berarti
kemajuan perkembangan satu aspek akan mempengaruhi aspek perkembangan lainnya.
Karakteristik anak memandang segala sesuatu sebagai suatu keseluruhan, bukan
bagian demi bagian. Stimulasi harus diberikan secara terpadu sehingga seluruh
aspek perkembangan dapat berkembang secara berkelanjutan, dengan memperhatikan
kematangan dan konteks sosial, dan budaya setempat.
Contohnya jika
anak melakukan kegiatan makan, maka dalam kegiatan tersebut anak mengembangkan
aspek:
- Moral/agama : mengerti tata cara makan yang baik dan benar
- Sosial, emosional dan kedisiplinan : menolong diri sendiri
- Bahasa : mengenal kosakata tentang nama makanan dan peralatan makan
- Kognitif : mengerti manfaat makan
- Motorik : mulai belajar memegang sendok
5.
Lingkungan Kondusif
Lingkungan
pembelajaran harus diciptakan sedemikian menarik dan menyenangkan serta
demokratis sehingga anak selalu betah dalam lingkungan sekolah baik di dalam
maupun di luar ruangan. Lingkungan fisik hendaknya memperhatikan keamanan dan
kenyamanan anak dalam bermain. Penataan ruang belajar harus disesuaikan dengan
ruang gerak anak dalam bermain sehingga anak dapat berinteraksi dengan mudah
baik dengan pendidik maupun dengan temannya.
Lingkungan
belajar hendaknya tidak memisahkan anak dari nilai-nilai budayanya, yaitu tidak
membedakan nilai-nilai yang dipelajari di rumah dan di sekolah ataupun di
lingkungan sekitar. Pendidik harus peka terhadap karakteristik budaya
masing-masing anak.
6.
Menggunakan Pendekatan Tematik
Kegiatan
pembelajaran dirancang dengan menggunakan pendekatan tematik. Tema sebagai
wadah mengenalkan berbagai konsep untuk mengenal dirinya dan lingkungan
sekitarnya. Tema dipilih dan dikembangkan dari hal-hal yang paling dekat dengan
anak, sederhana, serta menarik minat.
7.
Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan
Proses
pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan dapat
dilakukan oleh anak yang disiapkan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang
menarik, menyenangkan untuk membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak
untuk berpikir kritis, dan menemukan hal-hal baru. Pengelolaan pembelajaran
hendaknya dilakukan secara demokratis, mengingat anak merupakan subjek dalam
proses pembelajaran.
8.
Menggunakan Berbagai Media dan Sumber Belajar
Setiap
kegiatan untuk menstimulasi perkembangan potensi anak, perlu memanfaatkan
berbagai media dan sumber belajar, antara lain lingkungan alam sekitar atau
bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik. Penggunaan berbagai media dan
sumber belajar dimaksudkan agar anak dapat bereksplorasi dengan benda-benda di
lingkungan sekitarnya.
9.
Mengembangkan Kecakapan Hidup
Proses
pembelajaran harus diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup melalui
penyiapan lingkungan belajar yang menunjang berkembangnya kemampuan menolong
diri sendiri, disiplin dan sosialisasi serta memperoleh keterampilan dasar yang
berguna untuk kelangsungan hidupnya.
10.
Pemanfaatan Teknologi Informasi
Pelaksanaan
stimulasi pada anak usia dini jika dimungkinkan dapat memanfaatkan teknologi
untuk kelancaran kegiatan, misalnya tape, radio, televisi, komputer.
Pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan pembelajaran dimaksudkan untuk
mendorong anak menyenangi belajar.
11.
Pembelajaran bersifat demokratis
Proses
pembelajaran di TK memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir,
bertindak, berpendapat, serta berekspresi secara bebas dan bertanggung jawab.
C. Metode
Pembelajaran di TK/RA
Metode
pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru dalam membimbing peserta didik
agar mencapai kompetensi yang ditetapkan. Metode pembelajaran yang bisa
digunakan di TK antara lain sebagai berikut.
1. Metode Bercerita
Metode bercerita
adalah cara bertutur kata dan penyampaian cerita atau memberikan penjelasan
kepada anak secara lisan.
2. Metode Bercakap-cakap
Metode
bercakap-cakap berupa kegiatan bercakap-cakap atau bertanya jawab antara anak
dengan guru atau antara anak dengan anak. Bercakap-cakap dapat dilaksanakan
dalam bentuk (1) bercakap-cakap bebas, (2) bercakap-cakap menurut tema, dan (3)
bercakap-cakap berdasarkan gambar seri.
Dalam
bercakap-cakap bebas kegiatan tidak terikat pada tema, tetapi pada
kemampuan yang diajarkan. Bercakap-cakap menurut tema dilakukan berdasarkan
tema tertentu. Bercakap-cakap berdasarkan gambar seri menggunakan gambar seri
sebagai bahan pembicaraan.
3. Metode Tanya Jawab
Metode tanya
jawab dilaksanakan dengan cara mengajukan pertanyaan tertentu kepada anak.
Metode ini digunakan untuk: (1) mengetahui pengetahuan dan pengalaman yang
telah dimiliki anak, (2) memberi kesempatan anak untuk bertanya, dan (3)
mendorong keberanian anak untuk mengemukakan pendapat.
4. Metode Karyawisata
Metode karyawisata
dilakukan dengan mengajak anak mengunjungi objek-objek yang sesuai dengan tema.
5. Metode Demonstrasi
Metode
demonstrasi dilakukan dengan cara mempertunjukkan atau memperagakan suatu cara
atau suatu keterampilan. Tujuannya agar anak memahami dan dapat melakukannya
dengan benar, misalnya, mengupas buah, memotong rumput, menanam bunga,
mencampur warna, meniup balon kemudian melepaskannya, menggosok gigi, mencuci
tangan, dan lain-lain.
6. Metode Sosiodrama atau Bermain Peran
Metode
sosiodrama adalah cara memberikan pengalaman kepada anak melalui
bermain peran, yakni anak diminta memainkan peran tertentu dalam suatu
permainan peran. Misalnya, bermain jual beli sayur-mayur, bermain menolong anak
yang jatuh, bermain menyayangi keluarga, dan lain-lain.
7. Metode Eksperimen
Metode
eksperimen adalah cara memberikan pengalaman kepada peserta didik dalam
mengadakan percobaan terhadap sesuatu dan mengamati akibatnya. Misalnya,
menanam tanaman yang mudah tumbuh (dengan biji cabe, tomat, kacang hijau;
dengan batang singkong; dengan daun cocor bebek), dan lain-lain.
8. Metode Proyek
Metode
proyek adalah metode yang memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan
aktifitas belajar secara bertahap, dimana dari tahapan awal sampai tahapan
akhir yang merupakan satu kesatuan rangkaian kegiatan. Metode ini menggunakan
alam sekitar dan kegiatan sehari-hari yang sederhana untuk dilakukan oleh anak.
9. Metode Pemberian Tugas
Metode
pemberian tugas adalah metode yang digunakan untuk memberi kesempatan kepada
peserta didik melaksanakan tugas yang disiapkan oleh guru.
D. Pengelolaan Pembelajaran di TK/RA
1. Pengaturan Ruangan/Kelas
Ruangan/kelas
diatur sedemikian rupa, sehingga kegiatan pembelajaran dapat terlaksana
seefisien mungkin. Dalam pengaturan ruangan/kelas ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
- Susunan meja-kursi anak bersifat fleksibel dan dapat berubah-ubah.
- Pada waktu mengikuti kegiatan, anak tidak selalu duduk di kursi, tetapi dapat juga duduk di tikar/karpet.
- Penyediaan alat bermain/sumber belajar harus disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.
- Pengelompokkan meja disesuaikan dengan kebutuhan sehingga cukup ruang gerak bagi anak didik.
- Pengorganisasian Anak Didik
Kegiatan
pembelajaran yang direncanakan oleh guru sehari-hari dapat dilaksanakan dalam
bentuk:
a. Kegiatan klasikal
Kegiatan
klasikal artinya kegiatan yang dilakukan oleh seluruh anak dalam satu kelas,
dalam satu satuan waktu dengan kegiatan yang sama. Pengorganisasian anak
pada saat kegiatan awal dan akhir pada umumnya dilaksanakan dengan kegiatan
klasikal.
Contoh:
Dalam
kegiatan klasikal, teknik/metode yang dapat digunakan misalnya menyanyi,
bercakapcakap, berceritera, berdoa bersama dan lain-lain.
b. Kegiatan kelompok
Kegiatan
kelompok artinya dalam satu satuan waktu tertentu terdapat beberapa kelompok
anak melakukan kegiatan yang berbeda-beda. Hal yang perlu diperhatikan
pada kegiatan kelompok hendaknya dipilih kegiatan yang diperkirakan anak dapat
menyelesaikan kegiatan dalam waktu yang hampir bersamaan. Pada umumnya kegiatan
kelompok digunakan untuk pengorganisasian anak pada saat kegiatan inti.
Contoh:
Dalam
kegiatan kelompok terdapat beberapa kegiatan, di mana satu kelompok yang
terdiri dari beberapa anak mengerjakan kegiatan yang sama. Sebelum anak
dibagi dalam kelompok, guru hendaknya menjelaskan tentang hal-hal yang
berkaitan dengan tugas masing-masing kelompok yang telah direncanakan.
c. Kegiatan individual
Kegiatan
individual artinya setiap anak dimungkinkan memilih dan menyelesaikan kegiatan
sesuai dengan minat dan kemampuan masing-masing.
Contoh:
Pada
kegiatan pembelajaran berdasarkan minat, anak melakukan kegiatan individual
dengan memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan keinginannya.
Pengaturan Alat/Sumber Belajar
Alat/sumber
belajar di TK dapat dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok, yakni: alat/sumber
belajar di dalam ruangan/kelas dan alat/sumber belajar di luar ruangan/kelas.
a. Alat/Sumber Belajar di Dalam Ruangan/Kelas
Alat/sumber
belajar di dalam ruangan/kelas diatur sedemikian rupa sesuai dengan situasi,
kondisi dan model pembelajaran yang diterapkan di TK.
1)
Pembelajaran Kelompok dengan Kegiatan Pengaman
Kegiatan
pengaman digunakan pada model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman.
Kegiatan pengaman adalah kegiatan yang dimaksudkan agar anak-anak yang telah
menyelesaikan tugas terlebih dahulu dalam kelompok dan kegiatan pada kelompok
lain tidak terdapat tempat duduk yang kosong sehingga anak tersebut tidak mengganggu
teman lain. Alat-alat bermain/sumber belajar pada kegiatan pengaman antara lain
misalnya balok-balok bangunan, mainan konstruksi, macam-macam kendaraan, kotak
menara, alat pertukangan, leg puzzle, permainan pola dan alat
bermain/sumber belajar lainnya.
2)
Pembelajaran Kelompok dengan Sudut-sudut Kegiatan
Sudut
kegiatan adalah sebuah latar untuk kegiatan pembelajaran pada bidang
pengembangan kemampuan dasar tertentu. Sudut kegiatan tersebut, disamping
tempat meletakkan alat dan sumber belajar juga berfungsi sebagai wahana untuk
memotivasi dan mengembangkan kreatifitas anak.
Alat/sumber
belajar yang diperlukan pada pembelajaran dengan sudut-sudut kegiatan
berdasarkan minat diatur sedemikian rupa di dalam ruangan/kelas disusun menurut
sifat dan tujuan kegiatan ini. Alat/sumber belajar yang disediakan dalam
sudut-sudut ini beraneka ragam alat/sumber belajar yang dapat merangsang anak
untuk melakukan kegiatan bermain dengan tangan. Sudut-sudut kegiatan dapat juga
difungsikan sebagai tempat pembelajaran sesuai minat anak untuk merangsang
kreativitas anak. Sudut-sudut kegiatan yang dimaksud adalah:
Sudut
keluarga
Alat-alat
yang disediakan antara lain, seperti Meja-kursi tamu, meja-kursi makan,
peralatan makan, tempat tidur dan kelengkapannya, lemari pakaian, lemari dapur,
rak piring, peralatan masak (kompor, panci, dsb), setrika , cermin, bak
cucian/ember, papan cucian,serbet, celemek, boneka, dan sebagainya.
Sudut alam
sekitar dan pengetahuan
Alat-alat
yang disediakan antara lain, aquarium beserta kelengkapannya, timbangan,
biji-bijian dengan tempatnya, batu-batuan, gambar proses pertumbuhan
binatang, gambar proses pertumbuhan tanaman, magnit, kaca pembesar, benda-benda
laut seperti kulit-kulit kerang, meja untuk tempat benda-benda yang menjadi
obyek pengetahuan, alat-alat untuk menyelidiki alam sekitar dan sebagainya.
Sudut alam sekitar dan pengetahuan ini hendaknya disesuaikan dengan lingkungan
sekitar di Taman Kanak-kanak masing-masing.
Sudut
pembangunan
Alat-alat
yang disediakan antara lain, alat-alat untuk permainan konstruksi, seperti
balok-balok bangunan, alat pertukangan, rak-rak tempat balok, macam-macam,
kendaraan kecil, permainan lego, menara gelang, permainan pola, kotak menara
dan sebagainya.
Sudut
kebudayaan
Alat-alat
yang disediakan antara lain, peralatan musik/perkusi, rak-rak buku/
perpustakaan, buku-buku bergambar (seri binatang, seri buah-buahan, seri
bunga-bungaan), buku-buku pengetahuan, peralatan untuk kreativitas, alat-alat
untuk pengenalan bentuk, warna, konsep bilangan, simbol-simbol, dan sebagainya.
Sudut kebudayaan ini dapat dikembangkan berdasarkan budaya setempat dimana TK
tersebut berada.
Sudut
Ke-Tuhanan
Alat-alat
yang disediakan antara lain, seperti maket-maket rumah ibadah (masjid, gereja,
pura, vihara), peralatan ibadah, alat-alat lain yang sesuai untuk menjalankan
ibadah agama, gambar yang memupuk rasa, ketuhanan dan sebagainya.
3)
Pembelajaran berdasarkan Minat
Pembelajaran
berdasarkan minat menggunakan 10 area, yaitu: area agama, balok, bahasa, drama,
matematika, IPA, musik, seni/motorik halus, pasir dan air, membaca dan menulis.
Alat/sumber belajar pada pembelajaran berdarkan minat antara lain sebagai
berikut:
Area Agama
Maket tempat
ibadah (masjid, gereja, pura, vihara), gambar tata cara shalat, gambar tata
cara berwudlu, sajadah, mukena, peci, kain sarung, kerudung, buku iqro’, kartu
huruh hijaiyah, tasbih, juz ‘ama, alqur’an, kitab injil, dan sebagainya.
Area Balok
Balok-balok
berbagai ukuran dan warna, loggo, lotto sejenis, lotto berpasangan, kepingan
geometri dari triplek berbagai ukuran dan warna, kotak geometri,
kendaraan tiruan (laut, udara dan darat), rambu-rambu lalu lintas, kubus
berpola, tusuk gigi, kubus berbagai ukuran dan warna, korek api, lidi, tusuk es
krim, bola berbagai ukuran dan warna, dus-dus bekas, dan sebagainya,
Area
Berhitung/Matematika
Lambang
bilangan, kepingan geometri, kartu angka, kulit kerang, puzzel, konsep
bilangan, kubus permainan, pohon hitung, papan jamur, ukuran panjang pendek,
ukuran tebal tpis, tutup botol, pensil, manik-manik, gambar buah-buahan,
penggaris, meteran, buku tulis, puzzle busa (angka), kalender, gambar bilangan,
papan pasak, jam, kartu gambar, kartu berpasangan, lembar kerja, dan
sebagainya.
Area IPA
Macam-macam
tiruan binatang, gambar-gambar perkembangbiakan binatang, gambar-gambar proses
pertumbuhan tanaman, biji-bijian (jagung, kacang tanah, kacang hijau, beras),
kerang, batu/kerikil, pasir, bunga karang, magnit, mikroskop, kaca
pembesar, pipet, tabung ukur, timbangan kue, timbangan sebenarnya, gelas
ukuran, gelas pencampur warna, nuansa warna, meteran, penggaris, benda-benda
kasar-halus ( batu, batu bata, amplas, besi, kayu, kapas, dll.), benda-benda
pengenalan berbagai macam rasa (gula, kopi, asam, cuka, garam, sirup, cabe,
dll.), berbagai macam bumbu (bawang merah, bawang putih, lada, ketumbar,
kemiri, lengkuas, daun salam, jahe, kunyit, jinten, dll.).
Area Musik
Seruling,
kastanyet, marakas, organ kecil, tamburin, kerincingan, tri anggle, gitar
kecil, wood block, kulintang, angklung, biola, piano, harmonika, gendang, rebana,
dan sebagainya.
Area Bahasa
Buku-buku
cerita, gambar seri, kartu kategori kata, nama-nama hari, boneka tangan,
panggung boneka, papan planel, kartu nama-nama hari, kartu nama-nama bulan,
majalah anak, koran, macam-macam gambar sesuai tema, dan sebagainya.
Area Membaca
dan Menulis
Buku tulis,
pensil warna, pensil 2B, kartu huruf, kartu kata, kartu gambar, dan sebagainya.
Area Drama
Tempat tidur
anak dan boneka, lemari kecil, meja-kursi kecil (meja tamu, boneka-boneka,
tempat jemuran, tempat gosokan + setrikaan, baju-baju besar, handuk, bekas
make-up+minyak wangi+sisir, kompor-komporan, penggorengan+dandang tiruan,
piring+sendok+garpu, gelas+cangkir+teko, keranjang belanja, pisau mainan,
ulekan (cobek), mangkok-mangkok, tas-tas, sepatu/sandal+rak sepatu, bermin,
mixer, blender, sikat gigi+odol, telepon-teleponan, baju tentara dan polisi,
baju dokter-dokteran, dan sebagainya.
Area
Pasir/Air
Bak
pasir/bak air, aquarium kecil, ember kecil, gayung, garpu garuk, botol-botol
plastik, tabung air, cangkir plastik, literan air, corong, sekop kecil,
saringan pasir, serokan, cetakan-cetakan pasir/cetakan agar cerbagai bentuk,
penyiram tanaman, dan sebagainya.
Area Seni
dan Motorik
Meja gambar,
meja-kursi anak, krayon, pensil berwarna, pensil 2B, kapur tulis, arang, buku
gambar, kertas lipat, kertas Koran, lem, gunting, kertas warna, kertas kado,
kotak bekas, bahan sisa, dan sebagainya.
- b. Alat/Sumber Belajar di luar ruangan/kelas
Alat/sumber
belajar di luar ruangan/kelas yang digunakan hendaknya memenuhi kebutuhan anak
untuk memupuk perkembangan motorik, intelektual, sosial dan emosional. Guru
hendaknya memberi kesempatan kepada anak untuk memperoleh berbagai pengalaman
bermain dengan menggunakan berbagai macam alat/sumber belajar dan memberi
bantuan serta bimbingan pada saat-saat diperlukan.
Penempatan
alat/sumber belajar di luar kelas diatur sedemikian rupa dengan
mempertimbangkan segi keamanan anak sehingga memberi kebebasan gerak kepada
anak dalam bermain.
Jenis
alat/sumber belajar di luar, antara lain: jungkitan, ayunan, papan peluncur,
papan titian, bak pasir dengan perlengkapannya, bak air dengan periengkapannya,
bola besar dan bola kecil, kereta dorong, alat-alat pertukangan,
kebun/tanam-tanaman, kandang,dan binatang peliharaan, tangga majemuk, sepeda
roda tiga, ban bekas, taman lalu-lintas, jala panjatan, dan sebagainya.
E.
Model Pembelajaran di TK/RA
Model
pembelajaran adalah pola yang digunakan guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran dalam rangka membantu anak mencapai hasil belajar tertentu.
Komponen model pembelajaran terdiri dari: identitas, kompetensi yang akan
dicapai, langkah-langkah, alat atau sumber belajar, dan evaluasi.
Ada banyak
model yang dapat dilaksanakan di TK, tiga di antaranya yang dipaparkan pada
pedoman ini yaitu: (1) model pembelajaran kelompok, (2) model pembelajaran
dengan sudut kegiatan, dan (3) model pembelajaran dengan area.
1. Model Pembelajaran Kelompok
Model
pembelajaran kelompok merupakan kegiatan yang mengaktifkan perhatian
pengembangan diri dan kemampuan dasar peserta didik. Peserta didik dapat
memilih kegiatan yang diminati atau disukai untuk dilaksanakan dalam 3 (tiga)
atau 4 (empat) kelompok sesuai dengan program guru dan tidak dibatasi
waktu. Apabila peserta didik telah dapat menyelesaikan tugas dalam kelompok
diperbolehkan bermain di kegiatan pengaman (alat yang ada di kegiatan pengaman
tidak sama dengan alat yang digunakan pada hari itu).
2. Model Pembelajaran dengan Sudut Kegiatan
Pembelajaran
dengan sudut kegiatan adalah model pembelajaran untuk pengembangan diri dan
pengembangan kemampuan dasar. Sudut kegiatan tersebut, di samping tempat
meletakan alat dan sumber belajar juga berfungsi sebagai wahana untuk
memotivasi dan mengembangkan kreatifitas peserta didik sesuai dengan minatnya.
Tugas guru lebih bersifat sebagai fasilitator dan motivator.
3. Model Pembelajaran dengan Area
Model
pembelajaran dengan area adalah model yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan
peserta didik dan menekankan pada belajar anak. Pada model pembelajaran
ini tugas guru bersifat sebagai motivator dan fasilitator dalam membantu
peserta didik mengambil keputusan melalui kegiatan yang diminati pada saat itu.
Model pembelajaran ini didasarkan pada keyakinan bahwa peserta didik akan lebih
berkembang dengan baik apabila mereka dilibatkan secara alamiah dalam proses
pembelajarannya. Peran guru adalah menyusun kegiatan yang sesuai bagi
masing-masing peserta didik dan ke semua peserta didik, untuk menanggapi minat,
menghargai kelebihan dan kebutuhan setiap peserta didik, serta untuk
memfasilitasi keingintahuan alamiah yang dimiliki mereka agar tetap hidup
dan mendukung pembelajaran bersama.
Model
pembelajaran berdasarkan minat adalah model pembelajaran yang memberi
kesempatan kepada anak didik untuk memilih/melakukan kegiatan sendiri sesuai
dengan minatnya.